Langsung ke konten utama

Modifikasi Pasca Transkripsi

Produk transkripsi ini tidak lagsung serta merta melanjutkan ke tahap berikutnya, melainkan ada sedikit modifikasi untuk menyiapkannya. Proses ini dinamakan Modifikasi Pasca Transkripsi.

Transkripsi DNA akan menghasilkan mRNA (messenger RNA). Pada organisme eukariot, mRNA yang dihasilkan itu tidak langsung dapat berfungsi dalam sintesis polipeptida, sebab masih mengandung segmen-segmen yang tidak berfungsi yang disebut intron. Sedangkan segmen-segmen yang berfungsi untuk sintesis protein disebut ekson. Di dalam nukleus terjadi pematangan/pemasakan mRNA yaitu dengan jalan melepaskan segmen-segmen intron dan merangkaikan segmen-segmen ekson. Gabungan segmen-segmen ekson membentuk satu rantai/utas mRNA yang mengandung sejumlah kodon untuk penyusunan polipeptida. Rantai mRNA ini dikenal sebagai sistron (cistron). 

Pemindahan Urutan Intron dari Penyambungan RNA
Sebagian besar gen pada sel eukariot mengandung lebih banyak daerah nonkodon (intron) yang memisahkan daerah kodon (exons). Tidak banyak gen pada sel prokariot yang mengandung daerah intron. Proses penyambungan RNA harus dilakukan secara hati-hati. Daerah exon harus bergabung dengan nukleotida tunggal dan kodon tersebut harus bisa diterjemahkan dengan tepat. Pada struktur gen mitokondria dan kloroplas, struktur penghubung exon-intron berbeda dengan gen pada umumnya sehingga proses penyambungan RNA juga berbeda. Hanya ada satu urutan pendek yang mengandung intron, yang biasa disebut “TACTAAC box”. Sisa adenin pada urutan ke-6 pada “TACTAAC box” mempunyai peranan yang penting dalam proses penyambungan RNA. Ada 3 tipe pemotongan intron pada proses transkripsi RNA, yaitu:
  1. Intron precursor tRNA dipotong tepat pada saat pembelahan inti dan reaksi ligasi yang dikatalisis oleh enzim endonuklease.
  2. Intron pada Tetrahymena precursor rRNA dipindah ke reaksi khusus dan molekul RNA itu sendiri yang berfungsi sebagai medianya.
  3. Intron dari hnRNA digabungkan melalui dua tahap reaksi yang dipengaruhi kompleks partikel ribonukleoprotein yang disebut “spliceosomes”.
Penyambungan Precursor tRNA
Proses penyambungan precursor tRNA telah bekerja secara efektif pada jamur ragi (Saccaromyces sp.). system penyambungan secara invitro maupun penyambungan mutan telah digunakan pada proses penyambungan tRNA pada jamur ragi. Proses pemotongan precursor tRNA terjadi dalam dua tahap. Pertama-tama ikatan membran nuclear menggabungkan endonuklease dan membuat pemotongan tersebut terjadi tepat pada ujung intron. Kemudian dengan adanya suatu reaksi kompleks, ligase digabungkan dengan tujuan untuk menggabungkan 2 bagian tRNA sehingga dihasilkan molekul tRNA yang utuh. Kekhususan dari reaksi ini terletak pada proses pengkonversian 3 pola struktur precursor tRNA.

Pemotongan precursor menghasilkan ujung 5’-OH dan kelompok 2’-3’ phospat yang siklik pada ujung 3’. Tahap kedua pada proses ligasi melibatkan 4 reaksi yang terpisah, yaitu:
  1. Penambahan kelompok phospat pada ujung 5’-OH. Reaksi ini membutuhkan aktifitas enzim kinase dan donor phospat.
  2. Kelompok 5’ phospat diaktifkan dengan memindahkan AMP ke ujung molekul.
  3. ikatan siklik 2’-3’ phospat terbuka karena aktivitas enzim cyclic phosphodiesterase yang menghasilkan 2’ phospat dan gugus 3’ hidroksil.
  4. Reaksi ligasi yang terakhir adalah proses pemecahan gugus 3’-OH dengan melepaskan AMP.
Hampir seluruh organisme memiliki mekanisme pemotongan intron yang sama. Mekanisme tersebut juga terjadi pada sel-sel tumbuhan. Akan tetapi mekanisme pemotongan intron pada sel mamalia sedikit berbeda dengan sel-sel yang lain.

Penyambungan Autokatalisis Pada Precursor Tetrahymena tRNA
Pada ilmu biologi umu dijelaskan bahwa proses metabolisme terjadi karena reaksi katalisis enzim. Enzim-enzim tersebut merupakan polypeptida tunggal dan ezim tersebut membutuhkan kofaktor yang mempunyai struktur bukan protein agar enzim tersebut bisa berfungsi dengan baik. Jadi, intron pada precursor tRNA dari Tetrahymena dipotong tanpa menggunakan protein dan proses pemotongan ini sangat penting bagi tRNA itu sendiri. Beberapa proses autokatalisis tersebut terjadi pada precursor rRNA beberapa eukariot dan precursor rRNA, tRNA, dan mRNA mitokondria. Pemotongan secara autokatalisis pada intron dalam precursor rRNA Tetrahymena tidak membutuhkan tenaga eksternal dan juga protein. Akan tetapi proses tersebut membutuhkan transfer phospphodiester untuk memotong intron. Dua bagian intron yang telah dipotong akan dipindah ke ikatan phosphodiuester yang lain. Aktivitas autokatalisis ini tergantung pada struktur intron atau struktur sekunder dari precursor tRNA.

Penyambungan Pre-mRNA: snRNAs, snRNPs, dan Spliceosome
Intron precursor pada inti sel dipotong melalui dua tahap seperti yang terjadi pada jamur ragi. Akan tetapi pada precursor inti intronnya tidak dipotong oleh enzim nuklease atau ligase. Intron tersebut dipotong oleh struktur protein yang disebut Spliceosome. Spliceosome mengandung suatu molekul RNA yang disebut snRNA. Tahap awal pemotongan terjadi pada ujung 5’ intron dan 2’-5’ phosphodiester dibentuk diantara posisi 5’-G yang ditempatkan dekat ujung 3’ intron. Pada tahap kedua gen digabungkan oleh ikatan 3’-5’ phosphodiester dan intron yang telah dibentuk akan dilepaskan. Tahap-tahap ini terjadi pada Spliceosome dan membutuhkan hidrolisis ATP. Molekul lain yang terkandung pada spliceosome adalah molekul RNA yang disebut snRNP. Molekul snRNP akan ditambahkan pada proses pemotongan adar prosesnya berlangsung secara sempurna. Molekul snRNP U2 diikat pada suatu jaringan yang khusus dan membentuk percabangan. Kemudian snRNP U5 dan U4 atau U6 ditambahkan untuk menghasilkan spliceosome yang sempurna. Pada pembelahan ujung 5’ intron, snRNA U4 dilepaskan dari spliceosome. Setelah intron dipotong, dua bagian exon digabungkan dengan menyambungan 5’-3’ phosphodiester sehingga mRNA yang sudah dipotong siap dipindah ke sitoplasma dan melanjutkan proses transkripsi selanjutnya. 

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Mohon maaf, apakah dapat disebutkan sumbernya dari mana?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SILOGISME

Saya sering mengalami kesulitan dalam materi silogisme ketika tes TPA. Sebenarnya bisa menalar secara langsung, tetapi sering meras tidak yakin, jadi saya mulai belajar tentang materi ini. Saya pelajari konsep ini di Belajar Matematika Bersama Marfi-ario . Kunjungi situsnya ya...   jadi kita ada aturan umum dan khusus. ATURAN UMUM Setiap Premis Bernilai benar (jangan dibantah atau dipertentangkan dengan kenyataan). Misalnya seluruh orang itu baik. Kenyataannya kan tidak semua orang itu baik, tapi kita tidak boleh berdasarkan pada Jangan menyimpulkan yang tidak disebutkan (kecuali ada keterangan lain)   ATURAN KHUSUS Aturan ini ada tiga, Ponnen, Tollen dan Silogisme, jika tidak mengikuti salah satu itu, langsung saja jawab: TIDAK BISA DISIMPULKAN . hehehehe A.  Modus Ponnen P -> Q P _____ Q   Misal 1 Premis 1: Jika makan (P) maka kenyang (Q) Premis 2: Makan (P) Kesimpulan: Kenyang (Q)   B. Modus Tollen P -> Q -Q

Translasi

Setelah mRNA keluar dari dalam inti, selanjutnya ia bergabung dengan ribosom dalam sitoplasma. Langkah berikutnya adalah penerjemahan kode genetik (kodon) yang dilakukan oleh tRNA . Caranya, tRNA akan mengikat asam amino tertentu sesuai yang dikodekan oleh kodon, lalu membawa asam amino tersebut dan bergabung dengan m RNA yang telah ada di ribosom. Langkah tersebut dilakukan secara bergantian oleh banyak tRNA yang masing-masing mengikat satu jenis asam amino yang lain. Mungkinkah tRNA keliru membawakan jenis asam amino sehingga tidak sesuai dengan kodon? Kecuali terjadi mutasi, kemungkinan hal ini sangat kecil terjadi. Karena setiap tRNA yang membawa asam amino akan berpasangan tepat sama dengan mRNA membentuk pasangan kodon – antikodon . Dengan cara demikian kecil kemungkinan ARNt ‘salah membawa’ asam amino. Setelah asam amino dibawa tRNA bergabung dengan mRNA di ribosom, selanjutnya akan terjadi ikatan antar asam amino membentuk polipeptida. Protein akan terbentuk setelah berla

Transkripsi Pada Eukariot

Transkripsi merupakan pembentukan/sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, sehingga terjadi proses pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA. Secara fungsional, transkripsi diartikan sebagai transfer informasi genetik yang terdapat dalam urut-urutan nukleotida DNA menuju ke urut-urutan nukleotida RNA (Ayala, 1984 dalam Corebima, 2002); atau penyalinan atau perekaman informasi genetik yang ada pada DNA (berupa urutan nukleotida) yang menghasilkan salinan atau rekaman berupa urutan nukleotida RNA dan menggunakan DNA sebagai template (cetakannya) (Corebima, 2002) . Perhatikan Gambar 1 berikut!   Gambar 1. Proses Transkripsi Sebagaimana dibahas sebelumnya, bahwa dalam transfer informasi genetik dari DNA ditranskripsikan menjadi RNA. N amun telah diketahui bahwa DNA merupakan untai ganda , sedangkan RNA hanya memiliki untai tunggal (Gardner, E.J., Simmons, M.J., & Snustad, D.P., 1991) . Sebelum proses transkripsi, perlu diketahui terlebih dahulu untai DNA pengkode R